Fungsi Bale Kulkul

Fungsi Bale Kulkul
  • Bale Kulkul sebagai alat komunikasi tradisional, tidak terdapat pada rumah tinggal rakyat.
  • Bale Kulkul sebagai alat komunikasi yang disepakati setiap banjar.
  • Bale Kulkul sebagai tempat kulkul yang dibunyikan pada awal,akhir dan saat tertentu dari rangkaian upacara.





Pura Khayangan Tiga

Pura Khayangan Tiga


Pengertian Pura Khayangan Tiga
Pura Desa
Pura Puseh 
Pura Dalem
Jenis Bangunan dan Fungsinya 
Bentuk Bagian – Bagian
Asta Kosala Kosali dan Asta Bumi
Arti dan Maksud Ragam Hias



Khayangan Tiga


Kahyangan Tiga, masing-masing Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem dengan fungsinya masing-masing sebagai tempat pemujaan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Brahma, Wisnu dan Siwa.
https://www.scribd.com/doc/255913377




Pura Khayangan Tiga

Pura untuk tempat pemujaan warga sedesa yang terdiri dan beberapa banjar disebut Kahyangan Tiga, tiga Unit pura yang merupakan bagian dari desa. Dalam pengertian Desa-desa adat di Bali, Tri Hita Kharana rnerupakan perwujudan suatu Desa. Tri Hita Kharana tiga unsur, yang menjadikan adanya Desa, masing-masing Kahyangan Tiga sebagai jiwanya Desa, Desa Pakraman teritorial Desa sebagai fisik Desa dan Sima Krama atau warga Desa sebagai tenaga Desa. Dengan adanya ketiga unsur jiwa, fisik dan tenaga, sempurnalah suatu kehidupan manusia, keluarga, desa atau wilayah.
Kahyangan Tiga, masing-masing Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem dengan fungsinya masing-masing sebagai tempat pemujaan Tuhan Yang Maha Esa dalam manifestasinya sebagai Brahma, Wisnu dan Siwa. Pura Desa dan Pura Puseh terletak di pusat Desa di bagian zoning utama, kaja kangin dan perempatan pusat desa. Pura Dalem terletak di dekat kuburan di bagian teben Desa pada arah kelod atau kelod kauh.
Upacara pemujaan di Pura-pura disebut odalan, pujawali atau patirtan. Di Pura-pura Kahyangan Tiga pujawali umumnya sekali setahun di masing-masing Kahyangan Tiga. Dibeberapa Desa ada pula yang melakukan pujawali dua kali setahun dan kebanyakan pula sudah diubah menjadi sekali dalam setahun. Hari-hari baik atau hari-hari suci melakukan upacara pujawali umumnya dipilih Purnama pada bulan atau sasih kadasa sekitar bulan April. Purnama sasih Kapat sekitar bulan Oktober. Purnama Sasih kelima sekitar bulan Nopember. Untuk upacara pecaruan dilakukan pada bulan, atau sasih kepitu atau kasangan. Upacara melasti dan pecaruan Desa pada pergantiani tahun baru Içaka sekitar bulan Maret dilakukan di pantai laut, sungai, atau danau dan Kahyangan Tiga yang dipusatkan di Pura Desa. Upcara-upacara pujawali, melasti, ngusaba Desa dan hari-hari raya tertentu seperti Galungan dan Kuningan, Kahyangan Tiga merupakan tempat pemujaan sembahyangan bersama umat sedesa.
Di Pura-pura Kahyangan Tiga wanga sedesa dan semua kasta dapat melakukan persembahyangan, berbeda dengan Pura keluarga hanya untuk keluarga seketurunan.

Pura Desa
Tempatnya di Pusat desa di bagian kaja kangin dan perempatan Desa dalam pekarangan yang dibatasi tembok penyengker. Tata zoning pekarangannya dibagi dua atau tiga, jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Bangunan utamanya adalah Bale Agung sehingga ada juga yang menyebutnya Pura Bale Agung. Bangunan bale kulkul merupakan bangunan yang menempati sudut-sudut depan pekarangan Pura. Bangunan wantilan dengan luas yang cukup besar dibangun di jaba sisi untuk kegiatan bersama pada upacara di Pura Desa.
Pintu masuk memakai candi bentar dari jaba sisi ke jaba tengah dan kori agung dan jaba tengah ke jeroan. Ada pula yang dilengkapi pintu betelan ke arah samping untuk hubungan dengan bangunan-bangunan samping.

Pura Puseh
Tempatnya di pusat Desa berdekatan atau menjadi satu/bersebelahan dengan pura Desa. Tata zoning pekarangannya dibagi dua atau tiga, jaba sisi, jaba tengah dan jeroan. Pekarangannya ada yang merupakan area tersendiri ada pula yang menjadi satu/ bersebelahan dengan Pura Desa. Umumnya Pura Desa atau Bale Agung ditempatkan di bagian depan dan Pura Puseh, ada pula yang bersisian ke arah samping. Di beberapa desa, ada pula yang menata kahyangan tiganya dengan pola-pola khusus di luar ketentuan tradisional yang berlaku umum.

Pra Dalem
Tempatnya di dekat kuburan, ditepi Desa atau di luar Desa. Pekarangan Pura dibatasi tembok penyengker sekelilingnya dengan candi bentar didepan dan Kori Agung di jeroan. Bangunan pemujaan lainnya yang merupakan hulu kuburan adalah praja pati. Kahyangan tiga masing-masing Pura Desa untuk pemujaan dewa Brahma dan Pura Puseh untuk pemujaan Dewa Wisnu. Pura Dalem untuk pemujaan Dewa Siwa. Sebagaimana upacara pujawali di Pura Desa dan Pura Puseh, pujawali di Pura Dalem umumnya juga dilakukan sekail setahun di bulan Purnama pada salah satu bulan atau sasih. Bangunan-bangunan di Pura Dalem disesuaikan dengan fungsinya.
Upacara-upacara pemujaan di Pura Desa, Pura Puseh dan Pura Dalem dipimpin seorang atau beberapa Pemangku yang ditetapkan oleh warga Desa. Upacara-upacara besar sewaktu-waktu dipimpin oleh Pedanda bersama para pemangku.
Persembahyangan di pura-pura Kahyangan tiga oleh umat desa pada hari-hari pujawali umumnya diIangsungkan selama tiga hari untuk memberi kesempatan kepada semua warga Desa. Untuk pelaksanaan persembahyangan bersama tidak diharuskan dalam satu gelombang massal. Persembahyangan dengan kelompok-kelompok bergantian sehingga tidak memerlukan ruangan halaman yang terlalu luas.
Pola ruang, tata bangunan dan penyelesaian arsitektur kahyangan tiga umumnya dikerjakan dengan baik untuk kebanggaan Desa, kebahagiaan dan ketentraman bersama. Penyelenggaraan upacara pujawali di Pura-pura Kahyangan Tiga tidak bersamaan. Di beberapa Desa ada pula pujawali di Pura Desa dan Pura Puseh pada hari yang sama sedangkan pujawali di Pura Dalem pada hari lainnya.
Upacara-upacara keluarga manusa yadnya, pitra yadnya, resi yadnya dan dewa yadnya ada pula bagian bagian yang dilakukan di Pura Desa, Pura Puseh atau Pura Dalem.
Bangunan-bangunan utama seperti Bale Agung, palinggih Puseh, palinggih Dalem dan beberapa palinggih lainnya ada di semua kahyangan tiga.
Bangunan-bangunan tambahan atau pelengkap lainnya disesuaikan dengan keadaan masing-masing Desa yang merupakan bagian dan Kahyangan tiga adalah Pura Dalem yang ada atau didekat kuburan desa.


Pengertian Budaya / Kebudayaan dari Beberapa Ahli

    PENGERTIAN KEBUDAYAAN

    1. Dalam pengertian yang paling umum, kebudayaan merupakan seluruh cara hidup sesuatu masyarakat atau seluruh aspek pemikiran dan tingkahlaku manusia yang diwarisi dari satu generasi ke generasi yang lain melalui proses pembelajaran
    2. Budaya atau kebudayaan (berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “buddhi” (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
    3. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
    4. Menurut Edward B. Taylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
    5. Sedangkan menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
    6. Clifford Geertz datang dengan konsep yang lebih sederhana. Menurut dia, budaya hanyalah serangkaian cerita mengenai diri kita yang kita ceritakan pada diri kita sendiri.
    7. Raymond Williams mengatakan bahwa budaya meliputi organisasi produksi, struktur keluarga, struktur lembaga yang mengekspresikan atau mengatur hubungan sosial, bentuk-bentuk komunikasi khas anggota masyarakat.
    8. Menurut Arnold Toynbee, kebudayaan adalah segala ciptaan manusia pada hakekatnya hasil usaha manusia untuk mengubah dan memberi bentuk serta susunan baru kepada pemberian alam, sesuai dengan kebutuhan jasmani dan rohaninya.
    9. Menurut Koentjoroningrat, kebudayaan adalah pikiran, karya dan hasil karya manusia yang tidak berakar pada nalurinya, dan karenanya hanya bisa dicetuskan setelah melalui proses belajar.
    10. Menurut Van Peursen Kebudayaan adalah endapan dari kegiatan dan karya manusia.
    11. Menurut LA White kebudayaan merupakan sistem terpadu dan terorganisir yang dapat dirinci dalam tiga bagian yaitu :
      • Sistem teknologi ( peralatan produksi untuk memenuhi kebutuhan pokok, perlindungan fisik dalam arti luas, peralatan berperang / pertahanan)
      • Sistem sosial sebagai perangkat untuk mewujudkan kehidupan komunal manusia sebagai mahluk sosial ( pola-pola tingkah laku kolektif maupun individual yang menghasilkan sistem organisasi masyarakat, sistem kemiliteran, sistem pembagian kerja dll )
      • Sistem idea sebagai perangkat untuk menafsirkan lingkungannya gagasan, kepercayaan, dan pengetahuan yang tercermin dalam percakapan, kepercayaan, kesusasteraan, filsafat dll
    1. R. Soekmono mengatakan kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun hanya berupa buah pikiran dan alam penghidupan.

Hubungan Arsitektur dengan Kebudayaan

Hubungan Arsitektur Dengan Kebudayaan.
1.      Kebutuhan
2.      Metoda
3.      Asosiasi Dan Pemakaian Yang Tepat
4.      Kesezamanan
Pengertian Arsitektur

Peta Desa Adat di Bali

Desa Adat Abian Base, Desa Adat Kwanji Sempidi, Desa Adat Padangluwih, Desa Adat Kerobokan, Desa Adat Padonan, Desa Adat Tuka, Desa Adat Buduk

Tags: batas wilayah, pembagian wilayah, area


Apresiasi Budaya: Memahami Metode Hermeneutik Dalam Studi Arsitektur

Sebenarnya, menurut pendapat Komaruddin
1. Hermeneutik Transendental yang berpandangan bahwa untuk me-nemukan kebenaran dalam teks atau tanda-tanda tidak harus mengaitkan dengan sang penga-rang atau penciptanya karena se-buah kebenaran dapat berdiri sendiri
2. Hermeneutik Historis-Psikologis yang berpendapat bahwa teks atau tanda-tanda hanya merupakan eksposisi eksternal dan tem-porer saja dari sang penga-rangnya, sementara kebenaran ti-dak mungkin terwadahi secara utuh atau representatif dalam teks atau tandatanda yang ada tersebut.
https://www.scribd.com/doc/256149180