Silsilah Semuel Lenggo Sombolinggi

Untuk mengenang kakek saya yg sudah meninggal, saya akan share sepotong silsilah yg sudah ditinggalkan. 

Semuel Lenggo Sombolinggi, lahir pada tanggal 10 Mei 1930 dan meninggal pada tanggal 02 April 2014, merupakan kakek saya (panggilan Opa) yang memberikan arti kasih sayang. Tidak pernah marah dan selalu bertutur kata yang lembut, membuat saya selalu mengenangnya dengan manis. 

Jauh sebelum kakek saya meninggal, untunglah saya sempat mengabadikan silsilah dari garis keturunan ayahnya Opa (kakek buyut saya) dengan bantuan kamera handphone yg jadul karena permintaan Beliau agar di foto. Karena disaat Beliau meninggal, hilang pulalah silsilahnya.

Di sini saya akan mengurai dari garis keturunan terbaru, dari kakek saya. *biasanya silsilah diurai dari garis keturunan terdahulu, tapi ini untuk menggampangkan  saya mengetiknya karena saya tidak menampilkan dalam bentuk Genotical Map tapi hanya berupa uraian kata saja.

Silsilah Opa 

1. * semuel lenggo sombolinggi x maria liling saalino (ada silsilah saalino sampai ke puang kila' ta'pa x marring di liku)
2. * sampe sombolinggi x sirupa rundupadang (ada silsilah rundupadang sampai ke puang payuk x puang datu bulaan
3. biringaallo (dolo) x * lai' lai' (ada silsilah biringallo sampai ke puang papai langi' x allo anginan
4. * so' taran x lai' tumaling
5. * tumba' paranggi x oda
6. * lisupadang x karura
7. * puang ramba' x gorang
8. * puang sombolinggi x puang tumba' bale
9. * puang tunde' x puang tandiarrang
10. * puang barisa x puang balopadang
11. dst. nya (sampai ke tomboro langi' x puang sanda bilik)

keterangan:
- (*)orang tua/anak (x)istri/suami
- saya tidak menampilkan siapa laki-laki dan siapa perempuan, jika ingin jelasnya dalam berbentuk Genotical Map, bisa kontak saya m.me/ilovebungasomuch
- atau jika ada kekurangan dalam penulisan, atau perlu ada penambahan, bisa kontak

tags: toraja


Ta'bi Kaise'

tag: toraja, buntu sarira, pinang, kacang, gandum, padi, bulir kecil, buah, bunga, pucuk, tunas, tabikaise, tabi kaise

Ta'bi Kaise' diambil dari legenda di kampung nenek perempuan saya yaitu Lemo, Sarira. Ada legenda bahwa ada suatu tongkonan di tempat itu yang merupakan tempat tinggal Ta'bi Kaise' dahulu.




Sebelum saya menceritakan legenda ini, ternyata di tempat lain di daerah Toraja, ada legenda seperti ini juga, versi lain tidak jauh beda dengan cerita saya, hanya saja cerita dari kampung saya lebih pendek. Panggilan Ta'bi Kaise' menjadi Indo' Deatanna di kampung lain, dengan nama laki-lakinya Polo Padang atau Marapio Padang.
Cerita ini berkembang di Sarira dan Kesu'.


Ta'bi Kaise'

Dahulu kala hiduplah seorang pemuda yg tinggal sendiri  di atas bukit, daerah Sarira. Dia memiliki lahan yang luas untuk berkebun. Jika musim panen tiba, dia biasanya akan menghasilkan banyak hasil kebun, karena pemuda ini rajin dan pandai berkebun. Suatu ketika seperti biasanya,  dijumpailah semua hasil kebunnya subur namun tanaman kaise'nya tidak berbuah.

Pemuda ini sedikit merasa heran, namun mulai menghilang dari pikirannya seiring waktu. Sampai suatu ketika, di saat bulan purnama muncul, sekali lagi dia mendapati lagi tanaman kaise'nya tidak dapat mengeluarkan buah. Dicurigainya di makan oleh babi hutan, maka dibuatnyalah perangkap untuk babi hutan.

Lama perangkap terpasang di kebun berhari-hari, namun perangkap ini tidak juga mendapatkan hasil. Diamatilah tanaman kaise'nya yang tidak berbuah, ternyata hanya ta'bi / tunas kaise' yg dipetik, semacam bunga kecil yang nanti akan berubah menjadi buah. Tidak mungkin seekor babi hutan hanya memakan ta'binya saja. Mungkin saja ada niat buruk orang yang ingin agar buahnya tidak tumbuh, pikirnya.
Tapi mengapa dicuri di saat bulan purnama? Pikirnya heran.

Pada suatu ketika saat muncul bulan purnama, diperhatikan ta'binya mulai terpetik sedikit demi sedikit. Pasti orang itu berulah lagi. Dia mengumpulkan niat untuk menangkap orang tersebut.  Pemuda ini dengan bekal selimut/sambu' muane, bermalam di kebunnya, Sambil bersandar di sebuah pohon yg tidak jauh dari tanaman kaise' sambil menunggu. Ternyata dia ketiduran di tengah kebun, ayam berkokok, membangunkan pemuda ini. Dia terkaget ternyata sudah ketiduran, ia mengecek tanaman kaise', ta'binya sudah dipetik. Dengan rasa penyesalan, dia berjanji akan menangkap pencuri itu esok harinya.

Malam hari pun datang, dia tidak membiarkan dirinya untuk tertidur sedikitpun. Ditunggunya sampai pagi sambil berjaga-jaga tapi tak ada yg datang. Dilihatnya ta'bi kaise'nya, belum ada yg dipetik.

Bulan purnama hilang berganti bulan biasa berhari-hari selanjutnya. Sambil menunggu bulan purnama datang lagi, muncul sebuah akal agar dia dapat mengamati pencurinya tanpa ketahuan. Ia membuat dinding penghalang dari ranting dan dedaunan yang menyerupai tanaman rimbun. Posisi agak jauh dari tanaman kaise', agar dia dapat melihat dari jauh jika ada yg masuk ke dalam kebunnya tanpa tahu bahwa dia ada di balik dinding itu. 

Malam yg dinanti-nantikan pun tiba, dari balik celah dedaunan pemuda itu mengintip. Tak kunjung datang pencurinya. Bulan semakin turun menjelang pagi, sepintas terdengar suara perempuan yg hilang bersama cahaya matahari yg baru muncul. Pemuda itu tidak percaya apa yg didengarnya. Ayam berkokok, pemuda itupun bertanya-tanya sendiri bahwa apa yg didengarnya mungkin nyata. Dia berjalan ke arah tanaman kaise', dan memang ta'binya sudah terpetik.

Tak sabar menunggu malam, pemuda itu tidak tidur sedikitpun untuk memastikan apa yg didengarnya kemarin malam. Ditunggunya setelah tengah malam menjelang pagi, datanglah tiga gadis-gadis cantik berpakaian indah, rambut terurai, kulit bercahaya, sambil berjalan perlahan. Mereka memakan ta'bi kaise' kemudian pergi bersama datangnya matahari pagi. Jelas dilihat oleh pemuda itu, benar-benar ada yang mencuri ta'binya dan pencurinya adalah perempuan. 

Hari itu, pemuda itu berfikir untuk menangkap para perempuan itu dan bertanya baik-baik alasan mereka mencuri. Matahari terbenam dan dia kembali bersembunyi di balik dinding dedaunan untuk menunggu gadis itu datang ke dalam kebunnya. Para gadis itu datang, dengan tangan yang gemulai mereka memetik satu persatu ta'binya dan mengunyah sambil bercanda satu dengan yg lainnya. Tapi ada salah satu dari gadis-gadis itu yang tak luput dari perhatiannya, yang paling rupawan dan membuatnya tergoda. Ia terkesima dan terus memandanginya. Sepertinya Ia tak dapat menegur mereka, karena merasa segan bertemu dengan gadis yang disukainya. Malam demi malam dilewatkan pemuda itu untuk memandangi gadis pujaannya saja tanpa menegurnya yang telah mencuri di kebunnya.

Bulan purnama pun lewat, dan hilang pulalah pemandangan gadis pujaan hati yg dilihatnya setiap malam belakangan itu. Ada rasa tak sabar menunggu bulan purnama berikutnya, pemuda itu melewatkan hari dengan rajin merawat tanaman kaise' dan melamunkan gadis itu. Hari berlalu, bulan berlalu, waktu terasa begitu lama, menunggu hingga datangnya bulan purnama. Dengan penantian yang panjang, dengan semangat membara, dia akan dapat kembali memandangi gadis itu setiap malam seperti bulan purnama lalu. Tak satu malampun akan dilewatkan oleh pemuda itu untuk memandangi  gadis pujaannya itu.

Hari pertama, malam pertama tiba, rasa rindu yang sudah berkecamuk menantikan gadis pujaannya datang. Seperti dugaannya, memang benar gadis cantik itu datang bersama kedua gadis lain, kembali seperti biasa mereka berjalan perlahan-lahan masuk ke dalam kebunnya. Dipandangi dengan seksama gadis pujaannya itu, tangannya yg indah, pakaiannya, rambutnya, wajahnya, dipandanginya tanpa berkedip. Setiap malam, tak pernah sedikitpun dia tertidur hanya untuk menunggu kekasih hatinya datang dalam pemandangannya.

Namun pada suatu malam, pikirannya berubah, dia lelah untuk terus hanya memandangi dari kejauhan, timbullah keinginan untuk memiliki gadis itu. Pemuda itu pun memiliki niat untuk menangkap gadis itu.

Pemuda itu mengendap perlahanan-lahan ke arah tanaman kaise' dan bersembunyi. Matahari mulai muncul dari balik gunung, sinar matahari mulai masuk ke celah-celah pohon di dalam kebun. Para gadis menghentikan memetik tanaman kaise'. Pemuda itu dengan cepat menangkap kaki gadis yg diidamkannya. Gadis itu terkaget ada yg tersangkut di kakinya, sedangkan yg lainnya telah menghilang. Ternyata gadis itu adalah salah seorang bidadari yang turun dari khayangan.

Akhir cerita gadis itu tidak dapat kembali lagi ke khayangan bersama saudaranya. Gadis itu kemudian diperistri oleh pemuda itu dan tinggal di bumi. Gadis itu diberi nama oleh pemuda itu, Ta'bi Kaise'.