Bahan untuk Bangunan Tinggi


Pada bangunan bahan dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu :
  1. Bahan yang tergolong untuk bahan struktur
  2. Dan bahan yang tergolong untuk bahan finishing
Bahan struktur
  1. Batu alam/batu bata (natura stone/redbrick)
Bahan batu baata atau batu alam merupakan awal perkembangan pemakaian bahan untuk bangunan berlantai lebih dari satu. Konstruksinya sangat sederhana, dengan susunan saling terkait atau susunan rolag.

  1. Baja (steel/monobeam).
Berkembang pada abad pertengahan, dimana bangunan dengan lantai banyak mulai berkembang, melanda kota-kota di Eropa dan Amerika untuk mengimbangi perkembangan jumlah penduduk kota.Bahan ini kurang memberikan kekakuan pada struktur, sehingga para arsitek dan engineer dituntut untuk mengembangkan berbagai sistem struktur yang sesuai dengan karakteristik baja.

  1. Beton bertulang (reinforcement concrete)
Bahan ini memadukan karateristik dari dua bahan yang berbeda, yaitu kuat tarik baja dan kuat tekan beton. Dengan perpaduan ini diharapkan bahan mampu untuk menahan beban tinggi terutama pada bangunan tinggi. Kelemahan pada pemakaian bahan ini adalah bahwa berat sendiri dari bahan struktur ini sangat besar (berat jenis ~ 2.4 ton/m3), sehingga kurang cocok untuk bangunan yang mempunyai rasio tnggi besar (bangunan tinggi ramping)

  1. Beton komposit baja (Concrete composite steel).
Umumnya bahan ini yang lebih banyak digunakan untuk bangunan tinggi, karena kekuatannya yang memadai untuk menahan beban lateral akibat tiupan angin.

  1. Plastik komposit (plastic steel)
Bahan ini lebih banyak digunakan untuk bagian struktur yang tidak menerima beban besar, dan cendrung hanya digunakan pada bagian atas dari bangunan tinggi, karena berat-jenisnya yang relatif ringan.

  1. Fibre komposit (fibre steel).
Karakteristik bahan ini hampir sama dengan plastic steel,


Bahan finishing untuk bangunan tinggi.
Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk bangunan tinggi adalah “fungsi dan posisi” dari bahan yang akan dipasang , terutama bahan bagian luar bangunan.
Yang harus diperhtikan adalah :

  1. Posisi bahan finishing.
Pemilihan bahan finishing harus disesuaikan dengan posisinya, apakah dibagian bangunan yang selalu berhubungan dengan cuaca luar, apakah merupakan lintasan banyak orang, apakah pada areal yang sering berminyak/mudah kotor, apakah pada ruang yang berhubungan dengan zat-zat kimia, apakah pada bagian dimaka kemungkinan kebakaran sangat besar dan sebagainya.
Yang terpenting adalah bagaimana Arsitek dapat mengapresiasi kegiatan yang terjadi pada suatu bagian bangunan, sehingga Arsitek sendiri dapat menikmati kegiatan tersebut secara aman dan nyaman.
Berbeda dengan material yang dipakai untuk finishing bagian luar bangunan tinggi, disamping harus mudah dibersihkan juga harus kedap air, tahan cuaca, tidak korosif, indah dan seterusnya.

  1. Fungsi bahan finishing
Selain untuk suatu performance bahan/material finishing juga berfungsi sebagai pendukung kenyamanan dan keamanan aktifitas fungsi. Lantai yang kemungkinan licin sebaiknya difinishing dengan bahan yang antislip dan seterusnya.

  1. Maintenance /perawatannya.
Pemasangan suatu material finishing untuk bangunan juga harus mudah dan murah perawatannya, diperhitungkan antara umur dan tingkat performance yang diberikan yang dapat menghasilkan profit.

  1. Tingkat keawetannya.
Pemasangan suatu material untuk suatu bangunan juga harus mempertimbangkan tingkat keawetannya, sehingga biaya penggantiannya menjadi lebih efisien.

  1. Tampilan /performance dari material.
Tergantung dari fungsi bangunan, tampilan material juga harus diperhitungkan secara saksama. Hal ini sangat tergantung dari trend/kecendrungan di daerah lokasi property, serta untuk siapa property disajikan. Sebagai contoh banyak hotel berbintang 5 memakai bahan finishing dari bambu, bahkan dijadikan bahan struktur pada beberapa bagian bangunan sehingga mengangkat harkat bambu tersebut menjadi bahan bangunan yang mempunyai nilai jual tinggi, yang sebelumnya hanya dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan.Demikian juga halnya dengan “paras kerobokan” yang di era delapan puluhan hasih berstatus sebagai batu pondasi yang tertanam, tetapi saat ini sudah sedemikian mahal, akibat perlakuan arsitek.

  1. Teknik aplikasi.
Di samping hal tersebut di atas teknik aplikasi bahan bangunan juga sangat berperan untuk mencapai tujuan design. Banyak Arsitek kurang memahami teknik aplikasi suatu bahan, karena tidak memahami karakteristiknya, sehingga bahan tersebut dapat membahayakan orang lain. Sebagai contoh  : pasangan keramik clading yang terlepas pada bangunan tinggi dapat membahayakan orang, kerena teknik pemasangan dan spesifikasi pemasangan yang salah, dan lainnya. 

  1. Material pendukung/pelengkap.
Pemasangan bahan bangunan pada umumnya sudah diatur dalam spesifikasi teknis yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat bahan tersebut. Arsitek tinggal mengintruksikan pada kontraktor harus mengikuti spesifikasi tersebut. Demikian juga pada bahan struktur. Lain halnya dengan bahan finishing yang merupakan bahan alamiah (natural material) yang bahan-bahan pendukungnya tidak ada dan nyaris harus diteliti terlebih dahulu. Arsitek harus menginstruksikan kepada kontraktor untuk membuat sampel/contoh dan harus dites sesuai kebutuhan.

Beberapa jenis bahan finishing dan peruntukannya pada bangunan tinggi.
Lantai :
o    Teras/veranda/corridor, ruang yang sering basah, dapur dan sejenisnya : sebaiknya memakai bahan yang tidak licin,atau anti slip, mudah dibersihkan. Contohnya ; keramik anti slip, keramik unglassed, geranit bakar dll.
o    Tangga luar/sirkulasi padat : bahan tersebut di atas dan harus ada finishing ujung (nouse).
o    Lantai dalam : sesuai selera.
Dinding:
o    Dinding luar yang berhubungan langsung dengan cuaca : cat weather seal.
o    Clading : batu alam ditreatment, batu buatan, kaca, aluminum dsb.
o    Dinding dalam :  sesuai selera
Atap : 
o    Dibawah material penutup atap dilengkapi dengan water proofing (membrance, bituminus,lequid), insulasi panas (glass wool, styrofoam, aluminum foil dsb),



Perbedaan dari Foursquare dan Swarm

Kesimpulan
Perbedaan dari Kelebihan / Kekurangan Foursquare dan Swarm
Foursquare
Kelebihan
- "Leave tip & rate" di lokasi yang di cari akan terdeteksi oleh google.
- "Searching" kata kunci untuk menemukan nama tempat. Misalnya "makanan pedas" "keriting bulu mata" dll
Kekurangan
- Tidak bisa membuat lokasi baru
- Tidak bisa mencari lokasi yang jaraknya sangat jauh dari "current location"
- Lokasi yang dekat dr "current location" yang tidak terlalu terkenal tidak terdeteksi
Swarm
Kelebihan
- Membuat tempat baru yg belum ada.
- Semua lokasi yang dekat dari "current location" akan terdeteksi
Kekurangan
- "Leave comment" tidak terhubung ke foursquare & tidak terdeteksi oleh google
- Tidak bisa mencari lokasi yang jaraknya sangat jauh dari "current location"
- tidak bisa "searching" kata kunci untuk menemukan sebuah tempat.